HIJRAHKU
“The Second Chance”
By : Yuni _Shinozhuka
https://kask.us/iMPsH
CHAPTER I
“Awal Mula”
Namaku Diana, aku
bekerja sebagai Pramuniaga toko di salah satu Pasar di kota ini. Aktifitas yang
kulalui setiap hari nya sama. Karena aku bekerja setiap hari, kalau ada urusan
aja aku libur.
“ana…na… teriak Ian
kawan satu toko ku. Cepat kemari jangan lama kali jalan lo,,kayak tuan
putri!!ucapnya mendumel. Apa Ian…kok heboh kali lo!! Masuk barang kita cepat
bantuin. Aku pun bergegas membantu Ian. Hampir setiap hari toko kami masuk barang,
karena buat stock untuk jualan di bulan puasa ramadhan. Ana…panggil Bos ku dari
dalam. Ya pak…sahutku. Saya mau ngajar ke kampus. Kamu jaga Toko ya jangan
melalak,,,katanya padaku! Ea pak. Bapak pun pergi!! Kami pun mulai agak santai.
“apa kata bapak na”….tanya Ian. Biasa izin mau ngajar dan bilang ke aku jangan
melalak. ha..ha..ha…uda dengar lo kan na!! makanya jangan main aja kerja
lo…hussshh bising lo kerjain aja ni bajunya!!
Toko tempat aku bekerja
menjual khusus pakain muslim laki-laki dan perempuan.
“na..sini lah duduk
teriak Lia dari luar”. “ gak bisa Lia…kami masuk barang”. Kan gak ada bos
katanya padaku!!walaupun ntar kalo dia balik kami belum siap gawat jadinya. Ada
anak baru ditoko sebelah na…”mana..mana..sambung Ian”. Cantik gak lia?? Kalau
lo emang lah…liat aja sendiri sana.
Aku dan Ian keluar toko
melihat anak baru itu. Ternyata cewek,,wajahnya yang terlihat lugu. Namanya
siapa??tanya Lia padanya,,, awak Rini kak sahutnya. jangan diam aja dek..
“panggil orang yang
lewat tawarin barang jualanmu”.
Kami terdiam melihat Lia menasehati anak baru
toko sebelah. Aku pun dan Ian kembali beres-beres toko lagi.
“Azan berkumandang
waktunya sholat dzuhur”. Kami istirahat sambil makan siang. Selesai makan aku
ke kamar mandi. Disaat aku keluar kamar mandi, na lo gak sholat???tanya Ian.
Gak ah males aku. “na lo tuh cewek..kok malas ibadah sih”. Bising…urus aja
ibadah lo sendiri. Aku pun pergi duduk di depan memanggil pelanggan.
“setiap aku
dinasehati,,aku marah gak jelas kayak orang kesetanan”.
“begitulah waktu
berlalu…yang kuhabiskan tanpa ibadah”.
Pada saat itu aku ngerasa hidupku aman –aman
aja tanpa sholat.
Rezeki lancar, uang
masuk banyak, dan gaji besar. Hal ini yang membuatku nyantai aja hingga
melalaikan ibadah yang menjadi kewajibanku.
“ aku pun mulai dekat
dengan Rini”. Bermula dari olahraga sore bersama,, hingga pada akhirnya main
kemana –mana sama. “kami pun bertukar cerita tentang masa lalu, dan hal
lainnya”. Sampai di kerjaan kami dikenal sebagai Cs kental mereka menyebutnya.
Aku dan Rini sering jalan ke Mall, makan ,dan nonton Bareng. “hidup yang kami
habiskan dalam senang –senang belaka”.
Ibadah aku dan dia pun
bolong-bolong. Kami tak kenal waktu, selesai kerja kami lanjut main –main.
Sampai pada disaat jalan ke Mall di kota
tempat kami tinggal. Terjadi musibah yang dimana saat kami ke toko roti. Rini
kehilangan Hp yang baru dibelinya seharga “lima juta rupiah”. Dia menangis
histeris dan marah – marah gak jelas. Kami pun bertengkar hebat.
Kami coba hubungi
security Mall dan melihat rekaman cctv toko tersebut. Memang sudah na’asnya
Rini. Yang copet tidak ketemu, dan kami pulang dengan tangan kososng. Terlintas
dikepalaku kenapa ini bisa terjadi. Kenapa Rini letakkan hp nya di tas ransel
belakang. Dan kenapa dia gak sadar waktu tasnya ke buka!! Semua nya terlintas
di kepalaku muter-muter.
“Kasihan Rini sekarang
gak pake hp”.
Disaat aku main hp , ku buka akun IG ku.
Aku menscroll Ig ku
hingga terdengar ceramah yang suara nya mendayu yang membuat aku ingin
mendengarnya.
Kulihat ceramah tersebut yang berdurasi
singkat.
“ketika hati mulai berantakan”, ingat Allah
selalu ada bersama hambanya.
Sseeeerrrrrrrr…..jantungku
terasa lemas. “air mata jatuh berlinang sendirinya”. Perasaanku jadi aneh gak
karuan. Aku penasaran dan ku cari tahu ceramah ustad tersebut. Dari mulai akun
sosmed dan youtube semua aku ikutin. “aku ngerasa jauh dari tuhan, lalai dari
ibadahku”.
“mungkinkan hidayah
yang datang menghampiri”,,,aku bertanya-tanya!!
Aku mendengarkan
ceramaah nya malam itu, dan semuanya membuat ku sadar selama ini aku telah
menyia-nyiakan hidupku. Keesokan harinya aku mulai beraktifitas seperti
biasanya.
Aku pun jumpa Rini.
Kulihat wajah nya yang lesu dan matanya yag bengkak habis menagis semalaman. “Rin,,siang
kita makan bareng!” ya kak…jawabya. Sabar Rin ..Insya Allah diganti dengan yang
lebih baik lagi. Dia mengangguk dan kembali kerja lagi.
Sepulang kami kerja,
aku bilang ke Rini. Rin kayaknya kita uda salah deh selama ini. Cobak kamu
fikir saatnya semua orang islam sholat maghrib, kita malah nongkrong di kafe .
waktu terus berlalu tapi mungkin kejadian semalam teguran buat kita. Kita
sombong, kita lupa siapa pencipta kita. Mulai sekarang coba kita perbaiki
sholat dulu. Selama ini sholat kita bolong-bolong. Iya jugak ya kak…mungkin ini
teguran buat kita katanya.
Dan kami mulai
memperpaiki sholat masing-masing.
Disaat perjalanan
hijrah ku,
disinilah dimulai lika
liku kehidupannku yang semakin berat. Mulai dari pertemanan, rezeki, dan
kerjaan. Yang lebih parahnya lagi ke lilit hutang.
Satu tahun berlalu
sudah berjalan dan aku tak kerja. Aku mulai membuka usaha makanan dirumah.
Dengan modal seadanya, aku mulai memperkenalkan jualan makanan ku baik online
dan offline. Di awal lancar dan banyak sekali pembeli baik dari grabfood maupun
offline. Tak lama muncul lah Covid 19 yang membuat ekonomi semakin memburuk.
Keadaan keluarga aku yang tidak stabil membuat kami semakin terpuruk.
“Semua jalan ku tempuh
agar kami bisa bertahan dan melewati ini semua”.
Rini pun sering datang
kerumah berkunjung pulang kerja. “gimana keaadaan pasar Rin?”
Sepi kali kak, malah
sekarang banyak pengurangan karyawan. Termasuk toko kami,,,katanya. Aku dapat
jadwal off seminggu empat kali. “stres kali kepala ku”, katanya. Ya sudah sabar
saja ya…yang penting lo kan masih kerja. Sudah syukur sekali,, masa pandemi
begini masih ada penghasilan. “ ya sih kak, tapi kan banyak kali kebutuhan yang
dikeluarkan”. Berdoa aja mudah-mudahan dibukakan Allah jalan bagi kita ya. “ penyelasanku
adalah kenapa memutuskan berhenti kerja, disaat keadaan seperti ini.
“seandainya aku kerja, akan ada penghasilan yang jelas”. “ Ya Allah apakah ini
ujian yang engkau berikan padaku!!” hati ini penuh tanda tanya.
Seringnya Rini datang
kerumah setiap pulang kerja. “Sampai pada akhirnya dia meminjam uang kepada
ku”. Kondisi ku yang kurang stabil dan dalam keadaan pas-pas an.
Ia meminta bantuan ku
untuk menjaminkan ke bank, dengan data diri ku. “awalnya berat hati,,,tetapi
seringnya ia datang dan meminta bantuan”. Akhirnya ku jaminkan dengan data
diriku.
Semua proses pun
terlewati hingga ke pencairan.
“ pembayaran pertama dan kedua lancar”. Hingga
pada akhirnya memasuki pembayaran seterusnya mulai nyendat.
Dan tak lama kemudian
ku dengar dari pasar Rini bermasalah soal keuangan hingga di cari-cari. Setelah
itu dia pun tak ada kabar berita. Hingga semua orang yang bersangkutan soal
uang tentang dia mendatangiku satu persatu. Ada yang datang dengan sopan dan
ada yang datang dengan amarah hingga memaki.
“serasa dunia makin
runtuh” perasaanku yang kacau balau dan linglung. “keadaan yang makin parah
ditambah harus menambah hutang. “penghasilan tak ada, hutang yang harus
dibayarkan” membuat ku hampir gila.
Kurasakan tak ada jalan keluar dari mana pun, semua usaha telah ku coba.
“ hingga aku menempuh jalan yang salah ke dua kali “,,,dengan menggunakan
“pinjaman online”.
Dari pinjaman satu
hingga beberapa pinjaman, yang akhirnya aku terlilit hutang riba yang
menggunung. "Ya Allah, inikah akhir dariku”. Terfikirkan olehku ingin
bunuh diri dan mengakhiri hidup. Biar beban ini lepas.
Tapi terfikir lagi
olehku, seandainya aku mati bagaimana dengan orang tua ku?? Bagaimana bisa
mereka membayar hutangku. Sementara mereka sudah tak bekerja dan tak memiliki
penghasilan. “Astagfirrulahaladzim”,,,istigfar Ana, sahutku.
Bagaimana perasaanmu
ditinggalkan hutang oleh temanmu, Apakah dirimu sanggup membiarkan orang tua
dan keluarga mu menanggung hutang yang dirimu tinggalkan!! Hatiku berbicara
sambil meratapi keaadan ini. Ku coba mencari cari kerja kesana kemari,,,tak
kunjung dapat. Semuanya berantakan aku telah mengecewakan kedua orang tuaku.
“khususnya Ibu yang telah melahirkanku”. Yang mendidikku dari kecil, berdampak
ikut membayar hutangku.
“ ku ambil sajadah, aku
bermohon kepada Allah”,,,Ya rabb angkatlah kesulitan hamba. Aku bermohon
kepadamu bukakanlah jalan dari arah yang tiada disangka-sangka. Datangkan lah
sebaik baiknya jalan. Yang menguatkan aku adalah Rabb tuhan sang pencipta, dan
kedua orang tuaku. “ begitu banyak hutang ya harus ku lunasi, kerjaan yang tak
kunjung dapat”. Frutasi yang ku rasakan dalam hidup ini, tapi tak luput aku
berdoa kepada Rabb Allah Swt.
“ hingga terfikirkan
untuk menulis”. Aku mulai hari – hariku dengan menulis, menuangkan perasaan yang
ada di hati. Ternyata menulis menyenangkan , membuat aku lupa ada masalah yang
pelik dalam hidupku.
“aku lagi proses
belajar menulis”, dan berharap dari tulisan ku mendapatka rezeki dan bisa
dijadikan mata pencaharian, Aamiin Ya Allah. Aku iklankan jasa ku di media
sosial, dan berharap ini awal baru hidupku.
Chapter II
“ Proses yang dijalani”
Aku mulai membaca dan
mencari tahu dari internet. Membuat artikel dan novel, masih amatir sih tapi
mencoba belajar.
“ hari ini jadwal aku
menemani adikku ke rumah sakit kontrol”.
“Dari nama
adikku”,,kami berobat sebulan sekali di RS.Hermina.
Kami pergi
bersama,,biasanya kalau kami berobat makan waktu seharian.
Mulai dari No antrian,
Pendaftaraan, Pemeriksaan ke dokter, hingga pengambilan obat.
“dering hpku berbunyi”
Bos cewek tempat aku
bekerja menelpon.
“Assalamualaikum ana,
Waalaikum sallam bu,,,
Apakabar kamu, gimana
usaha ayam penyet nya ??
Alhamdullilah baik bu,
masih jualan bu dirumah,,,
Kenapa bu, tanyaku!!
Gini Na bapak mau ngomong,,,
Ya kenapa pak, tak lama
bapak yang berbicara.
Seperti biasa bapak
yang suka guyon –guyon dulu sebelum berbicara intinya.
“tumben bapak nelpon
balasku”, karena selama ini aku dan Ibu Ade yang sering berkomunikasi.
“ Ana ada kegiatan
puasa ntar”, tanya bapak. Gak ada sih pak, soalnya kalau jualan ayamnya malam
palingan buka siap maghrib lah. Okeh, kalau bantu ke toko mau Na, untuk bulan
puasa ini aja!!
Ha..ha..ha..aku
tertawa,, saya serius kata bapak padaku. Boleh pak, sahutku. Kapan bisa masuk
keja na?? hmmm…sabtu aja gimana pak!! Yauda deh,,saya tunggu ya. Ku tutup
teleponnya!!
“alhamdullilah”…srrrrrrr
jantungku. Pulang dari rumah sakit kusampaikan berita ini ke Ibu ku.
Syukur sekali ya dek,
mudah-mudahan ada jalan buat kita,,kata ibuku!!
“ esok hari nya aku
masuk ke Pasar tempat aku bekerja dulu. Banyak orang yang ku jumpai.. ada yang
berkesan baik dan ada yang sinis karena aku berteman dengan Rini. “meraka
menganggap aku dan dia sama”,, karena kami bersahabat.
Suka duka tentang kasus
ini kulalui.
“ aku berlari masuk
toko,,karena hari pertama aku kerja sudah telat”,,ha..ha..ha..
“assalamualaikum…semua
menoleh kearah ku, bapak langsung menyahut wa’allaikum sallam.
Perkenalkan ini anak
baru stock lama kata bapak kepada anak-anak ditoko.
Aku tertawa..agh ada-ada aja bapak. “ aku pun
mulai kerja”. Di awal aku masuk,,aku berkenalan dengan Bibi, Dila, Suci, dan
Wahyu serta kak Lina. Kami rekan kerja, di awal kukira bakal canggung!!
Ternyata asyik dan menyenangkan.
Disaat puasa toko
tempat aku bekerja membutuhkan banyak tenaga, dikarenakan ramai pengunjungnya.
Kami kekurangan orang, terlintas dikepala ku bagaimana kalau Ian.
Owhh,,,aku lupa
cerita!! Ian sudah menikah, dia tinggal di kampung nya di padang, sumetera
barat. Setelah berkeluarga Ian bekerja sebagai tukang dikampungya, kebetulannya
sekarang ia belum ada job. “Ian adalah keponakan dari Bapak yang punya toko”.
Jadi aku recommended kan Ian dan semuanya setuju. Kami call lah dia, dan Ian
datang ke toko.
“Ian pun bergabung
dengan kami, lebih tepatnya untuk bulan puasa aja”.
Kami pun nostalgia
dengan Ian, karena kami alumni toko ini. Dan Ian pun menyinggung tentang Rini.
Na gak nyangka ya rini gitu baiknya bisa kayak gitu!! Ntah la Ian aku pun gak
tau. “ntah dimana dan gimana kabarnya”,,,aku berharap dia sehat dan bagus rezekinya
biar bisa bayar hutang-hutangnya yang ada dsisni. Mudah-mudahan ya Na,,,kita
harap gitu.
Kami pun mulai
beres-beres karena banyak sekali brang masuk.
“satu bulan ku jalani
tanpa terasa”,
alhamdullilah rezeki
yang kudapatkan.
“ aku pun masih dikejar
kejar hutang online yang harus kubayarkan”.
“semua penghasilanku
kubayarkan hutang”,,tapi tak kunjung lunas.
“hingga datang seorang
laki-laki kerumahku ,,ternyata debt collector”,,
Yang menanyakan
hutangku,,aku minta tenggat waktu.
Dia memberikan waktu
tapi tak lama,,,aku bingung harus membayar pakai apa!!
Lamaran kerja yang
kulamar belum ada panggilan.
“Ya Allah bagaimana
ini”,,,aku bermohon padamu.
Sembari aku menunggu
panggilan kerja, aku membawa makananku untuk dijualkan dipasar.
“Hasil penjualannya
untuk kebutuhan rumah”,,,yang tak bisa kujadikan penghasilan buat bayar hutang.
Aku berusaha agar ini bisa terlewati dengan baik.
“dan aku bermohon kepada
Allah agar hati ini Istiqomah”. Semoga ini dapat kulalui dengan petujuk dari
Illahi. Aku tak tahu bagaimana dan apa yang akan terjadi kedepannya.
“Setiap kesulitan pasti
ada kemudahan”,,Ya Rabb, Ya Illahi tuntunlah hamba mu menjadi Insan yang lebih
baik lagi.
Teruntuk mu Rini,
“dimana pun kaki berpijak, ingatlah tanggung jawab ini”.
Kuharap kamu membaca
ceritaku ini,,,
“Doaku padamu,, mudah
lah rezekimu untuk membayar semua yang telah dibuat” Insya Allah dimudahkan
Allah jalannya. “bertobatlah kembali padanya”.
“sesungguhnya hutang
takkan bisa di bawa mati”,selama nafas masih berhembus berjuanglah Allah akan
buka jalan bagi hambanya yang berusaha.
“cerita ini dibuat dari
kisah hidupku”, bagaimana dan apa yang akan terjadi masih dalam proses.
“aku pun tak tau apa
yang akan terjadi”.
“bagi yang menjalani
seperti kisahku, ayo kita sama-sama berjuang”.
“Istiqomah kan hati
kita”, berserah kepada sang pencipta Allah Swt memohon ampunannya dan
memberikan kemudahan disetiap kesulitan yan kita lalui.
“kesempatan kedua,,awal
hidup baru yang menjadikan insan yang dicintai Rabbnya”.
“Hijrahku,,,dari
seorang instan yang tak baik menjadi yang lebih baik lagi. Aamiin allahuma
aamiin.”
semoga dimudahkan jalan nya ya mbak...serasa nyata ceritanya
BalasHapus